Ketika aku melangkah lebih dulu, mendahuluimu, aku harap kamu menatap punggungku. Punggungku yang menjauh, aku ingin kau tatap lekat. Tidak perlu kau panggil, tidak perlu kau tahan aku, cukup tatap punggungku yang menjauh. Itu sudah cukup. Karena itu artinya kamu belum mau aku jauh. Kamu masih mau aku. Adakah kamu begitu?
Ah, sial! Bagaimana caranya aku tahu apakah kamu menatap punggungku atau tidak? Terlalu riskan untuk berbalik. Kamu bisa saja cepat-cepat mengalihkan perhatianmu pada yang lain, berpura-pura tidak ada apa-apa. OK, aku GR. Ah, menyebalkan!
Andai aku punya mata di punggungku...
No comments:
Post a Comment