Thursday, 5 July 2012

Memori yang Membias



Menulis ini, ditemani suara Landon Pigg dengan lagu Falling In Love At A Coffee Shop, dan secangkir teh hangat. Ingat Papa, ingat kamu. Ingat kalian berdua...

Kesamaan kalian berdua adalah sama-sama punya tempat spesial, dan sama-sama sudah pergi. Kamu pergi jauh, ke kota lain, membangun keluarga kecilmu sendiri. Papa, Papa pergi lebih jauh lagi dari kamu. Pindah dunia, pindah alam. Dan sekarang, aku kangen kalian berdua...

Sudah bertahun-tahun. Jujur, semakin lama aku merasa kalian semakin kabur. Aku jahat ya? Tapi itulah yang terjadi pada memori. Semakin lama, memori tentang kalian tidak lagi sejelas seperti tiga tahun yang lalu, atau dua tahun yang lalu misalnya. Kenangan tentang kalian semakin usang. Semuanya jadi bias...

Aku takut. Kadang aku berpikir kalian berdua cuma mimpi, atau aku mengidap schizophrenia. Mungkin kalian sebenarnya tidak pernah ada, dan rasa sakit serta kehilangan ini, lubang yang kalian tinggalkan di hatiku, semuanya cuma karanganku sendiri. Imajinasi yang menipu dan bukan kenyataan. Tapi sebenarnya apa itu kenyataan? Apa itu nyata? Bisa jadi sekarang ini yang mimpi. Mungkin sebenarnya kalian masih ada, dan hidupku masih baik-baik saja, sempurna. Tapi entahlah, apa lagi itu sempurna?

Aku cinta kamu sampai saat ini. Aku sayang Papa sampai detik ini. Tapi dari kalian, mengenai kalian, semua yang aku punya sekarang cuma foto, tulisan, buku peninggalan, dan sedikit kenangan. Kenangan tentang suara kalian, hangat tubuh kalian, gelak tawa, aroma tubuh, aku berpikir semua ini sisa dari apa yang dulu pernah disebut kenyataan, atau justru cuma komponen dari imajinasi liarku?

Kini nyata dan mimpi jadi bias bagiku...

Apakah aku mulai melupakan kalian? Kalau iya, aku merasa jahat. Tapi untuk terus merindukan pun, aku tidak mengerti apa fungsinya. Aku rindukan sampai aku mati pun, Papa dan kamu akan tetap ada di tempat baru kalian masing-masing. Kita semua terikat dengan ikatan yang berbeda, dan sayangnya ikatan kita tidak lagi bertemu, dan dengan kamu pun, mungkin tidak pernah akan lagi. Jadi jahatkah kalau semua ini, tentang kalian ini, semakin lama jadi semakin kabur, dan terasa semakin tipis membayang? Tidak lagi sejelas dulu.

Mungkin memori tentang kalian mulai habis dibasuh hujan...

No comments:

Post a Comment