Wednesday, 18 April 2012

First Time I Was Theft

Seumur hidup, saya belum pernah kecurian. Beberapa jam yang lalu, saya baru merasakannya untuk pertama kalinya sejak 19 tahun. Damn!

Parahnya lagi, yang dicuri bukan benda, tetapi karya saya. Yeah, beberapa jam yang lalu saya baru menemukan kalau tulisan yang saya posting di salah satu media dicopas oleh seseorang, tanpa mencantumkan sumber, dan hanya diganti judul. Bisa dibayangkan? Isinya benar-benar copas, dan dia hanya mengganti judul. Apa maksudnya....? Boleh diulang biar lebih dramatis? APA MAKSUDNYA...?

Well, saya juga nggak ngerti gimana jalan pikirannya pencuri. Yang pasti, saya sakit hati.

Di dunia maya, memang segalanya mungkin dan serba tidak terbatas. Saya tahu itu. Tapi tetap saja saya nggak rela. Selama ini saya selalu memperlakukan tulisan-tulisan saya sebagai semacam karya seni. Dan kalian tentunya tahu bahwa banyak seniman tidak suka jika karyanya diganggu orang. Saya juga begitu.

Saya tidak gila pujian. Saya tidak gila hormat. Saya tidak gila penghargaan. Bukan berarti saya marah karena saya ingin nama saya dipajang. Hanya saja, saya minta rasa menghargai. Itu karya saya, bukan karya dia. Setidaknya, si pencuri itu bisa bilang bahwa dia mengambil tulisan itu dari tulisan seseorang, dan bukan tulisan asli dia. Ini? Nihil.

Apa dia pikir mentang-mentang itu dunia maya terus semua hal jadi milik bersama?

Sekarang saya baru benar-benar bisa merasakan apa yang sedang dirasakan Pak Raden saat ini.

Tulisan saya lebih dari sekadar rangkaian kata. Tulisan saya bukan komoditi dagang meski saya sering menggunakannya untuk mencari tambahan uang makan. Tulisan saya adalah seni dan ekspresi diri saya. Tulisan saya adalah saya.

Saya jadi mengerti kenapa banyak musisi malas berkarya gara-gara pembajakan. Saya benar-benar bisa merasakannya setelah ini. Kalau sebelumnya saya sering beli bajakan juga, sepertinya mulai saat ini saya akan lebih punya sedikit tenggang rasa.

"Kamu harus belajar ikhlas, Nak..."
Begitu kira-kira kata Tuhan. Iya, iya, Tuhan. Mungkin ini artinya Kamu mau saya naik tingkat lagi. Baiklah, saya sudah berhasil cukup ikhlas selama ini, tetapi sepertinya saya harus kembali belajar naik satu level lagi.

Baiklah, kamu yang punya nama aku curahanhati, selamat menikmati hasil curianmu, dan saya doakan semoga karya saya itu bisa membawa berkat bagi kamu.

No comments:

Post a Comment