Wednesday, 18 April 2012

Secangkir Kopi Kenanganmu

Mengingatmu itu ibarat minum kopi bagiku. Menenangkan, tetapi tidak boleh terlalu sering. Tidak baik jika berlebihan karena bisa mengganggu kesehatanku. Karena itu, sebisa mungkin aku batasi. Kalau bisa malah aku hindari sama sekali.

Tapi setiap kali, selalu ada saja saat-saat ketika aku tidak lagi mampu menahan diri, dan akhirnya memilih untuk menyerah. Kalau sudah begitu, aku akan membiarkan kenangan tentang kamu mengambil tempatnya dan berbuat sesukanya. Menyebalkan memang, tetapi terserah. Aku pasrah. Dengan catatan, sesekali saja. Tidak boleh terlalu sering.

Awalnya kita adalah dua orang asing. Dipertemukan melalui pertemuan yang random, dan kemudian kita sadar kita memiliki kesempatan untuk menjadi lebih daripada sekadar kenalan sambil lalu.

Sejak awal, kita memang berjalan di dua jalan yang berbeda. Kita menyikapinya dengan biasa, sayangnya orang lain tidak. Baiklah... Kita mengalah. Karena itu, kini kita berakhir menjadi dua orang yang sama-sama berusaha menjadi asing satu sama lain. Dan waktu membantu. Ia menyembuhkan kita sedikit demi sedikit.

Kini, tidak lagi menjadi masalah ketika kenangan tentang kamu mulai menyerangku. Silakan saja... Ia berhak mengambil tempatnya. Toh, kenangan itu pernah menjadi sesuatu yang mampu menjejakkan aku di dunia nyata, setelah sebelumnya aku seolah hidup dalam fantasi. Toh, kamu pernah ada dan aku tidak punya hak mengingkarinya bukan? Aku tidak mengerti ketika teman-temanku yang lain setengah mati bertanya kesana-kemari, "Gimana sih caranya ngelupain orang?". Jawabanku, kenapa harus>

Tapi itu dia... Tetap saja kenangan tentangmu itu ibarat kopi, dan mengingatnya ibarat meminumnya secangkir demi secangkir. Lama-kelamaan aku jadi tidak sadar sudah berapa cangkir yang aku minum. Rasanya menenangkan, tetapi tidak boleh terlalu sering. Bisa-bisa mengganggu keseimbangan hidupku, dan kemudian BUM! Meledakkanku pada satu titik...

Sekarang, setelah tulisan ini, ku pikir aku sedang berminat membiarkan diriku larut dalam sensasi yang dihadirkan oleh kenangan tentang kamu. Tidak perlu terlalu lama. Cukup sebentar saja menarik diri sedikit ke sudut lain duniaku. Duduk, membiarkan diriku larut, sambil ditemani secangkir kopi betulan. Untuk malam ini, cukup secangkir saja.

(diposting juga di ceritamu.com pada 31 Maret 2012)

No comments:

Post a Comment