Malam ini aku duduk menghadapi laptop, dan untuk kesekian kalinya mengingat pertemuan kita sore itu, awal bulan Maret lalu. Kita berdua duduk berhadapan hanya untuk menyepakati bahwa hubungan ini lebih baik diakhiri. Kita berdua memikirkan hal yang sama, dengan dasar alasan yang berbeda.
Kamu. Kamu bilang enam bulan ini aku jadi sangat dewasa. Itu hal yang bagus.... Masalahnya adalah kamu belum mampu mengimbanginya. Kamu merasa itu sebabnya kita semakin sering bertengkar dan saling diam. Entahlah, mungkin kamu ada benarnya. Dulu kamu dan aku tumbuh bersama, dan sekarang setelah terpisah jarak sekitar 160 km, kita tumbuh di jalan masing-masing dengan lama proses pencapaian yang pada akhirnya ternyata menjadikan semuanya berbeda.
Mungkin kamu benar. Aku berubah dan kamu tidak. Pada akhirnya kamu jadi menyesakkan. Imbasnya, aku dan kamu butuh ruang lebih luas. Butuh bernapas lebih lega. Aku sesak karena kamu, dan kamu disesaki olehku. Saling menyiksa. Ibaratkan sebuah rumah kecil yang awalnya dihuni oleh dua orang. Kemudian dua orang itu memiliki anak, dan juga mengajak saudara-saudaranya tinggal di rumah mereka. Lama-kelamaan, rumah yang tadinya dirasa cukup itu jadi terasa menyesakkan. Orangnya bertambah, luas rumahnya tidak. Seperti itulah aku dan kamu, menurutmu.
Untukku, entah kenapa setiap melihat kamu rasanya jadi berbeda. Bukan berarti tidak cinta, cinta... Tetap cinta. Hanya saja rasanya tidak lagi sama. Ketika aku melihat kamu, aku malah berpikir, "Benarkah ini saatnya aku berhenti? Kapan semua ini harus berakhir?" Jahat ya? Aku merasa jahat. Dan aku takut kalau diteruskan aku malah akan semakin bertambah jahat, dan bisa jadi melakukan hal yang lebih buruk pada kamu. Dan kamu tidak layak menerima semua itu...
Terlepas dari apapun sebenarnya masalahnya, aku senang kita bisa kembali baik-baik saja, sebagai teman. Awalnya rikuh memang, tapi lama-kelamaan aku terbiasa. Dan aku pikir mungkin ini keputusan tepat untuk saat ini.
Sekarang, inilah kita. Dua orang teman yang masih sering bertukar kabar dan saling melempar ejekan satu sama lain. Kamu yang masih sering mengeluh pusing gara-gara ujian, pamer karena sekarang main teater, ngejekin aku kambing, atau minta tolong dicarikan nama untuk peliharaan baru kamu. :D
Dan aku masih juga sama. Masih Hujan yang sama, yang kamu kenal bertahun-tahun lamanya. Yang dulu pernah kompakan pilek berdua sama kamu, yang pernah bantuin kamu nyari sendal waktu banjir, yang wangi shampoonya kamu suka, dan yang suka diajak debat sama kamu. Mungkin yang berbeda cara pikirku saja.
Sekarang, malam ini, di depan laptopku, aku mengambil satu keputusan. Aku ingin mengemasi semua kenangan kita termasuk pertemuan kita tiga bulan lalu itu, dan memasukkan semuanya ke dalam satu kotak yang kemudian aku simpan jauh-jauh. Sudah cukup... Aku harus melanjutkan semuanya lagi.
No comments:
Post a Comment